Sabtu, 12 Mei 2018

JAKARTA – Kaset tape atau juga disebut Compact Cassete kini hampir tak lagi digunakan untuk memutar musik. Seiring hadirnya teknologi digital, musik dapat dengan mudah diperoleh hanya melalui internet.

Meski tersaingi oleh teknologi digital, keberadaan kaset tape sempat digandungi oleh pengguna bahkan menjadi salah satu media yang mendulang untuk bagi para musisi.

Penemuan kaset tape memungkinkan orang untuk membuat rekaman tanpa memiliki tingkat pelatihan atau keahlian yang dibutuhkan untuk reel-to-reel.

Kaset tape ukurannya sedikit lebih besar ketimbang kartu kredit, dengan ketebalan yang juga lebih besar. Perangkat ini menyimpan suara pada pita magnetik pada dua gulungannya.

Kaset tape diperkenalkan di Berlin Radio Show oleh Phillips di Eropa pada tahun 1963, di mana ia menarik perhatian sebagian besar khalayak dari acara tersebut. Pada saat itu, kaset memiliki background berwarna putih kemudian berkembang ke warna lainnya seperti cangkang transparana, hitam hingga merah.

Saat pertama kali dirilis, kset tape tidak menawarkan kualitas suara yang handal dan dipasarkan untuk merekam suara. Untungnya teknologi berkembang pesat sehingga teknologi yang mengurangi noise dapat diadopsi serta pengembangan formulasi tape, dan kemampuannya untuk memberikan suara berkualitas tinggi.

Meskipun ada sistem kartrid lain yang menggunakan format pita magnetik, kaset bedutan Philips menjadi pemimpin karena keputusan Philips untuk melisensikan format secara gratis dalam menghadapi tekanan dari Sony.

Produksi massal kaset dimulai pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada akhir 1965, kaset musik pra-rekaman diluncurkan di Eropa.

Pada November 1964, Philips merilis Norelco Carry-Corder 150 di A.S., yang merupakan sebuah perekam atau pemutar. Pada 1966, lebih dari seperempat juta perekam telah terjual di Amerika Serikat saja.

Jepang menjadi sumber utama perekam itu dan pada 1968, lebih dari 2,4 juta perangkat tersebut telah terjual oleh 85 produsen yang berbeda.

Penciptaan Walkman Sony juga berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan kaset atau Compact Cassette, terutama di kalangan generasi muda. Perangkat ini memungkinkan orang untuk setiap hari mendengarkan musik mereka dan mendengarkannya saat bepergian.

Setelah puncaknya di akhir tahun 1980an, pasar untuk kaset turun tajam di Eropa Barat dan Amerika Utara. Penurunan ini terutama tercatat ketika penjualannya disalip oleh CD pada awal tahun 90an.

Pada 1993, pengiriman kaset menurun 7% dan terus menurun selama bertahun-tahun selanjutnya. Pada 2001, kaset mendapati kurang dari 5% dari semua perangkat musik yang terjual.

Saat ini sendiri, kaset bahkan tak lagi dijajakan oleh penjual kecuali hanya untuk koleksi barang lawas. Pasalnya, tape, radio atau walkman pun sudah tak lagi banyak tersedia sehingga keberadaan kaset semakin terasingkan.